Galeri

PROFIL CABANG MUHAMMADIYAH BLIMBING

Nama Organisasi: Cabang Muhammadiyah Blimbing
Tanggal Berdiri: 16 November 1953
Dasar pendirian : Surat Ketetapan Pengurus Besar Muhammadiyah Pusat No. 1046 / B yang diketuai KH. AR Sutan Mansur
Ketua PCM pertama: Bp. KH. Ahmad Zaini
Alamat: JL. KH A. DAHLAN NO. 54 WONOREJO POLOKARTO SUKOHARJO 57555 TELP. 0271- 610421
Jaringan Ranting :29 Ranting dari 17 Kelurahan yang ada di Kec.Polokarto

Majelis-Majelis :

Majelis Dikdasmen
Majelis PKU
Majelis Tarjih
Majelis Tabligh
Majelis Kader,Pemberdayaan Ranting dan Jamaah
Majelis Wakaf
Majelis Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat
Organisasi otonom/Ortom : Aisyiyah, IMM, IPM, NA, Pemuda Muhammadiyah,
Tapak Suci, HW

SEJARAH BERDIRINYA CABANG MUHAMMADIYAH BLIMBING

Desa Wonorejo diawali oleh seorang Kyai Imam Syuhodo atau yang lebih dikenal dengan julukan Kyai Apil Qur’an ( istilah nama ini diberikan oleh PB ke IV karena Kyai Imam Syuhodo seorang Kyai yang hafal Al Qur’an ) yang mendirikan masjid dan pesantren sekitar abad ke 17. Keberadaan masjid dan pesantren tersebut membuat keturunan dan masyarakat Wonorejo mengenal agama islam dari sejak lahir, sehingga tidak heran muncul tokoh-tokoh muda islam yang pandai dan cerdas, seperti: Bp. H.Aspani, Bp. H. Ma’nan, Bp. H. Muslich, Bp.Djalal Sayuti, Bp. Wiryo Utomo, Bp. Muh. Adnan, Bp. H. Abdul Syakur, Bp. KH. Ahmad Zaini, Bp.H. Mukmin, Bp. Mushudi,Bp. Syafi’i, Bp. Muh. Thohir, Bp. Ahmadi, Bp. Cipto Atmojo, Bp. Muh. Ihsan, Bp. Al Amin, Bp. Ngabdani, Bp. Atmo Darsono, Bp. Muh Syamsuri, Bp. Cokro Sewoyo, Bp. Gito dll.Jadi tidaklah mustahil pula apabila desa Wonorejo disebut juga sebagai pencetak tokoh-tokoh agama islam.
Sejarah berdirinya Muhammadiyah di desa Wonorejo terinspirasi karena dibubarkannya madrasah yang dimotori oleh tokoh-tokoh muda desa di Masjid Agung Wonorejo oleh pemerintah kolonial Belanda, yang sekitar tahun 1925 didirikan madrasah di masjid tersebut. Kegiatan di isi selain tokoh-tokoh agama dari desa Wonorejo, juga menghadirkan para tokoh agama dari perkumpulan muslim Surakarta, seperti: Kyai Mashud, Kyai Idris, Kyai Abdul Qodir, Kyai Asmuni dengan memberikan ceramah setiap bulan dua kali dan disambut antusias oleh masyarakat, namun hanya berjalan selama tiga bulan diketahui oleh pemerintah kolonial Belanda kemudian dibubarkan.Sehubungan dengan tokoh-tokoh muda agama di desa Wonorejo dicari kepolisian pemerintah Belanda dianggap mengajak rakyat untuk memberontak, maka mengungsi dan berlindung di pondok pesantren Jogobayan antara lain: Bp. KH Ahmad Zaini, Bp. H. Abdul Syakur, Bp. Djalal Sayuti, Bp. Syafi’i dan Bp. Mashudi, sedangkan Bp. H. Muslich tetap tinggal di desa Wonorejo sehingga sempat menjadi urusan kepolisian pemerintah kolonial Belanda, tetapi dengan kecerdasan berdiplomasi beliau tidak jadi ditahan, namu dengan peristiwa ini mengakibatkan madrasah bubar.
Setelah kejadian tersebut masyarakat desa Wonorejo menjadi cemas dan khawatir karena setiap kegiatan selalu diawasi oleh pemerintah kolonial Belanda. Untuk itu, sebagai generasi muda yang cerdas dan penuh semangat Bp. H Muslich berinisiatif lebih baik masuk persyarikatan Muhammadiyah. Sacara singkat tahap-tahap pendirian Muhammadiyah di desa Wonorejo adalah sebagai berikut:
1. Tahun 1926, berdasarkan kesepakatan para tokoh-tokoh muda dan Muhammadiyah Cabang Surakarta maka dirintis berdirinya sekolah yatim Muhammadiyah di Blimbing dan meminta pengurus sekolah yatim Muhammadiyah Surakarta yang saat itu dipimpin oleh Bp. Siswo Wiyogo untuk mengakui sekolah yatim Muhammadiyah Blimbing sekolah Muhammadiyah Surakarta dan permintaan tersebut dipenuhi serta mendapatkan bantuan 21 meja dari sekolah Muhammadiyah Surakarta.
2. Tahun 1927, sekolah yatim Muhammadiyah Blimbing dipindahkan ke Masjid Agung Wonorejo dan semakin membaiknya situasi di desa Wonorejo, maka para tokoh muda yang sebelumnya berlindung di Surakarta kembali ke Wonorejo.
3. Tahun 1928, melihat kesungguhan dan perkembangan Muhammadiyah di Wonorejo, maka pada tanggal 23 Nopember dengan surat keputusan nomer 208 / I, pengurus Cabang Muhammadiyah Surakarta menetapkan dan mengakui secara sah atas berdirinya Group Muhammadiyah Blimbing dengan ketua Bp. H. Muslich. Pemberian nama Blimbing bukan Wonorejo semata-mata dengan pertimbangan bahwa nama Blimbing lebih aman daripada nama Wonorejo, selain juga ada persamaan nama Wonorejo dengan salah satu group Muhammadiyah di Surakarta.
4. Tahun 1929, sehubungan tahun 1929 Bp. H. Muslich naik haji, maka kepengurusan diserahkan kepada Bp. Djalal Sayuti.
5. Tahun 1931, kepengurusan Group Muhammadiyah Blimbing diketuai oleh Bp. KH. Ahmad Zaini.
6. Tahun 1950, ada aturan dari Muhammadiyah pusat bahwa nama group Muhammadiyah yang merupakan bagian terkecil dari struktur organisasi Muhammadiyah diganti nama ranting Muhammadiyah. Pengurus Ranting Muhammadiyah Blimbing adalah Bp. KH. Ahmad Zaini sebagai ketua, Bp. H. Abdullah Syakur sebagai penulis 1, Bp. Muh Syamsuri sebagai penulis 2, Bp. H. Joyo Sudiro sebagai keuangan dibantu oleh Bp. H. Muh Sayuti.
7. Tahun 1953, pada tanggal 17 Oktober mengadakan rapat untuk membicarakan masalah pengajuan ranting menjadi cabang, namun belum menghasilkan keputusan yang mantap. Pada tanggal 6-7 Nopember mengadakan rapat lagi bertempat di rumah Bp. KH. Ahmad Zaini dengan dihadiri sebanyak 134 yang terdiri dari 79 laki-laki dan 55 perempuan dan berhasil menyepakati meminta kepada pengurus pusat Muhammadiyah di Jogyakarta lewat pimpinan daerah Muhammadiyah Surakarta, agar ranting Blimbing dijadikan cabang dengan surat nomor 525 bulan Nopember 1953. Pada tanggal 16 Nopember 1953 ( 9 Rabil’ul Awal 1373 H) pengurus besar Muhammadiyah pusat di Jogyakarta memberikan SURAT KETETAPAN no. 1046 / B yang diketuai oleh Bp. KH AR Sutan Mansur. Pada saat peresmian tersebut Cabang Blimbing sudah mempunyai 16 ranting yaitu: Wonorejo, Kayuapak, Jatisobo, Jatirejo, Mranggen, Tepisari, Tanjung, Karangwuni, Kragilan, Premban, Bekonang, Palur, Bakdalem, Lalung, Genengrejo dan Suruhtani.
8. Ketua Cabang pertama kali dipimpin Bp. KH Ahmad Zain. Cabang Muhammadiyah Blimbing pada awal masuk daerah Muhammadiyah Surakarta disebabkan daerah Muhammadiyah Sukoharjo belum ada dan baru pada tahun 1972 Daerah Muhammadiyah Sukoharjo yang dipimpin oleh Bp. Suyadi Siswosudarso lahir, otomatis Cabang Muhammadiyah Blimbing masuk daerah Muhammadiyah Sukoharjo.
9. Periode kepengurusan Muhammadiyah Cabang Blimbing sejak berdiri mengalami pergantian pengurus, pertama Bp. KH Ahmad Zaini 1953-1959, Bp. Marwah Mukti 1960-1978, Bp. H. Muh Busroni 1978-1986, Bp. H. Umar Ma’ruf 1986-1991, Bp. H. Muh Gufron 1991-2001, Bp. H. Ahmad Sangidu 2001-2006, Bp. Muh Mansur 2006-2016.
10. Sampai saat Cabang Muhammadiyah Blimbing Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo yang terdiri dari 17 Kelurahan sudah berdiri 28 Ranting dan dalam Insya Alloh pada tahun 2012 akan diresmikan ranting ke ke 29 yakni Ranting Muhammadiyah Trani Genengsari. Jumlah amal usaha terdiri dari: PKU, 22 TK, 9 Madin, 2 SD, 10 MI,1 SMP dan Pondok Pesantren Modern Imam Syuhodo yang membawahi MTs, SMA, SMK

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.