SISI GELAP SEJARAH KITA

Oleh : Zaenal Arifin

Dalam tulisan singkat ini, penulis ingin memberikan informasi tambahan dan melanjutkan informasi dari artikel sebelumnya tentang sejarah nama minggu. kalau kita kaji dari penamaan hari yang ada di indonesia saat ini, kita akan menemukan kejanggalan yang perlu kita dalami asal usulnya seperti yang sudah kami sampaikan pada artikel sebelumnya. kita ketahui nama-nama hari tersebut sebagai berikut:

1. Al-Ahad dalam bahasa arab artinya satu (ahad)
2. Itsnayn dalam bahasa arab artinya dua (Senin)
3. Ats-Tsalaatsa’ dalam bahasa arab artinya tiga (selasa)
4. Al-Arba’aa / Ar-Raabbi’ dalam bahasa arab artinya empat (rabu)
5. Al- Khamsatun, dalam bahasa arab artinya lima (kamis)
6. Al-Jumu’ah, dalam bahasa arab artinya berkumpul/kumpulan (jumat)
7. Al-Sabat, hari yang disucikan pada masa nabi musa as/ hari besarnya umat kaum yahudi (sabtu)

dari nama-nama tersebut diatas kita ketahui sangat konsisten kalau dilihat dari sisi bahasa, semuanya berasal dari bahasa arab. saat ini yang menjadi janggal yaitu dalam penanggalan masehi/ syamsiyah, ahad lebih populer dengan minggu, dari sisi bahasa sangat tidak konsisten. kalau ditinjau dari sisi bahasa, minggu itu diambil dari bahasa apa? dan artinya apa?. nah inilah tugas kita sebagai generasi milenium untuk mengkajinya lebih mendalam. Fakta dan data harus kita gali, sebagai khazanah keilmuan yang berimbang, bukan ingin menanam persoalan baru dan intoleran terhadap siapapun, tapi hanya ingin melanggengkan tradisi kritis terhadap keilmuan. menyalurkan hasrat ingin tau yang berkorban dan akan bermanfaat , supaya kita menjadi generasi yang tidak pernah melupakan sejarah bangsa sendiri. kita bisa membedakan mana yang nasionalis dan mana yang tidak nasionalis, yang paham dengan sejarah asal usul bangsanya dan yang tidak paham asal usul bangsanya. bangsa yang didirikan oleh para syuhada, dengan tetesan darah para nasionalis sejati.

tapi sekarang kalau kita telusur lebih jauh, ada rencana manjauhkan sejarah bangsa dari peranan umat islam di nusantara/indonesia. dari sejarah masuknya islam ke indonesia masih ada kontroversi teori. apakah islam masuk dari arab (mekah), gujarat atau persia hingga kini masih bingung dan gamang untuk meyakini satu teori tersebut. kemudian dalam masa peregerakan kemerdekaan, kita tau semua tentang awal abad 20 an itu yang tercantum dalam buku-buku sejarah di sekolah tidak satupun menyebut peranan umat islam, tetapi yang disebut pergerakan umum yang sebenarnya duplikat dari gerakan islam sebelumnya. sebagai contoh, sebelum budi utomo berdiri tahun 1908 sebagai tonggak kebangkitan nasional, ternyata kalau kita baca sejarah tahun 1905 itu sudah berdiri gerakan islam yang diberi nama jamiat khair. kemudian sebelum berdiri taman siswa (1922) sebelumnya sudah berdiri Muhammadiyah (1912) yang beramal sholeh dalam pendidikan, tapi yang dijadikan tonggak pendidikan indonesia adalah taman siswa yang didirikan ki hajar dewantara.

berikutnya pada masa kemerdekaan, tokoh-tokoh islam menjadi pemikir dan pelaksana dalam mendirikan negara republik indonesia, sebut saja ada ki bagus hadikusumo, mr kasman singodemejo, a. wahid hasyim, hamka, muhamamad natsir, agus salim yang kealiman dan kislamannya tidak diragukan lagi. dari merumuskan pancasila, dan UUD 1945 peranan tokoh-tokoh islam tak bisa dihilangkan dari sejarah. tapi nyatanya semua peranan umat islam menjadi hilang atau dihilangkan dalam literatur dunia pendidikan. dan peristiwa yang masih hangat ialah Gerakan 30 september yang di lakukan oleh PKI untuk mengganti ideologi negara yaitu pancasila diganti dengan ideologi komunis, yang memakan korban dari kalangan ulama. maka dari itu sudah saatnya generasi milenial muslim mempunyai sebuah pegangan dalam sejarah khususnya sejarah yang menyangkut peranannya dalam berbangsa dan bernegara. tidak bisa dilepaskan NKRI dengan islam walaupun NKRI bukan negara islam, tapi berdirinya bangsa ini sejak bernama nusantara dan menjadi indonesia dibayar dengan aliran darah para syuhada. wallahu ‘alam bishowab

sumber/ literatur: api sejarah jilid 1 dan 2, Rumah kaca, ceramah Ust Adi Hidayat, Lc. MA.