PERILAKU KORUPSI BERAWAL DARI BANGKU SEKOLAH

Oleh.Zaenal Arifin

Pendidik yang salah kaprah menjadi fenomena saat ini, mereka banyak mengajarkan ketidak adilan, tidak kritis, bahkan yang paling parah pendidik yang mengajarkan kecurangan. Beberapa virus diatas bisa disebabkan oleh lingkungan, kompetensi dan integritas. Yang dimiliki oleh seorang pendidik. Berawal dari sekolah masalah social muncul kemudian akan selalu diingat oleh anak untuk dilakukan pada saat mendatang ketika dalam keadaan kepepet.
Masa muda akan menentukan kehidupan selanjutnya, masa muda diibaratkan kita mengetik dalam sebuah kertas, kemudian pada saat tua nanti akan diprint sebagai bukti bahwa “siapa menanam mengetam”.Di tengah kebanggaan atas berbagai prestasi anak-anak Indonesia dalam ajang olimpiade ilmu pengetahuan, terbongkarnya jaringan perjokian Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) di Semarang, pekan lalu sangatlah menampar wajah dunia pendidikan kita. Disebut sebagai jaringan, karena berlangsung dengan melibatkan berbagai pihak, rencana sistematis, konsep, peralatan canggih, dan kalkulasi biaya bagi calon mahasiswa yang berminat. Inilah paradoks dunia pendidikan dari wajahnya yang lain.
Jejaring itu tampak dipersiapkan matang, walaupun secanggih apa pun akhirnya bisa terbongkar. Eksistensinya juga ”diakui”, mengingat realitas adanya peminat. Jika para joki itu mematok harga mencapai Rp 100 juta, bahkan lebih, artinya ada orang tua calon mahasiswa yang juga ”merestui” putra-putrinya menempuh jalan pintas itu. Maknanya pula, anak-anak itu sejak awal dididik untuk ”boleh” bersikap pragmatis, menerabas, menghalalkan cara, dan mengagungkan kekuatan materi (uang) untuk mencapai suatu tujuan.

Dari jalan pikiran ini, bukankah anak diberi jalan untuk membenarkan sebuah tindakan tidak jujur? Bayangkanlah, jika perjalanan hidup seorang anak sudah dibekali fondasi ketidakjujuran, bagaimana kelak dia bekerja? Apakah kultur akal-akalan tidak akan menjadi bagian dari penghayatan seperti pengalamannya dalam meraih sesuatu? Semangat permisif terhadap budaya menerabas itulah yang tampak dari skandal perjokian SNMPTN ini, yang dengan berbagai modusnya sebenarnya juga sudah berlangsung lama.
Persoalan-persoalan demikian tidaklah berdiri sendiri berkelindan dalam kehidupan di sekitar kita. Katakanlah, fenomena semacam itu itu hanya refleksi dari ”jagat besar” kehidupan, yang memancar dengan berbagai pantulannya. Banyak contoh dari pernak-pernik kehidupan politik dan ekonomi kita yang memancarkan kultur buruk bagi kehidupan sosial secara umum. Mafia pajak Gayus Tambunan, dan mafia hukum di kalangan penegak hukum misalnya, merupakan bagian dari contoh aneka pembenaran dalam mencapai sesuatu.

Kasus joki itu terkuak justru di tengah kuatnya pewacanaan mengenai pendidikan karakter. Kita tengah prihatin terhadap berbagai kecenderungan yang menjadi ironi bagi karakter bangsa ini. Kekerasan meletup di mana-mana, panggung politik nasional terisi oleh sikap-sikap machiavellian dalam budaya pragmatisnya, korupsi menjadi menu harian yang subur nian di pentas elite kekuasaan. Kita seolah-olah sedang belingsatan menghadapi semua itu, sehingga menoleh kembali kepada pentingnya pendidikan karakter.

Penghayatan mengenai pentingnya membangun budaya hidup melalui proses dan perjuangan, bukan sikap instan, perlu ditebar sebagai ”virus” bagi generasi muda. Tentu lewat keteladanan perilaku. Sebagian di antara jawabannya adalah memosisikan penegakan hukum sebagai terapi. Namun hukum juga harus membenahi dirinya dengan membangun karakter kuat agar mampu melepaskan diri dari rambatan sulur-sulur mafia. Skandal perjokian SNMPTN harus kita sikapi sebagai dinamika yang menjadi tanggung jawab bersama.

2 respons untuk ‘PERILAKU KORUPSI BERAWAL DARI BANGKU SEKOLAH

  1. nobody berkata:

    Kekuatan FreeMason Yahudi bermain di balik aksi Anggodo, Gayus, dll.?
    Semua orang sepertinya berusaha untuk saling menutupi agar kedok anggota mafia FreeMason utamanya tidak sampai terbongkar.
    Jika memang benar demikian, maka tidak akan ada yang bisa menangkap dan mengadili Gembong tersebut -di dunia ini- selain Mahkamah Khilafah!
    Mari Bersatu, tegakkan Khilafah!
    Mari hancurkan Sistem Jahiliyah dan terapkan Sistem Islam, mulai dari keluarga kita sendiri!

    Suka

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.